TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI menyorot sejumlah penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI tahun 2019. PSI melihat sejumlah kejanggalan dalam pemanfaatan APBD DKI tahun lalu.
Anggota Fraksi PSI DKI, August Hamonangan, menyorot pembelian robot damkar LUF60 oleh Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan tahun lalu. Menurut dia, pembelian mobil pemadam kebakaran tersebut belum tepat sasaran.
"Menurut kami belum waktunya, belum tepat guna," kata August dalam diskusi pandangan Fraksi PSI terhadap laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2019 Pemrov DKI, Rabu, 2 September 2020.
Menurut dia, Dinas Pemadam sebaiknya berfokus pada penyediaan air hidran dan meningkatkan respons cepat mereka. Selain itu, pembelian robot pemadam tersebut juga terlalu mahal. Harga robot pemadam tersebut di Singapura sebesar Rp 4,4 miliar. "Sedangkan pada saat lelang Gulkarmat itu berkisar Rp 8 miliar."
Agust menuturkan Kepala Dinas Pemadam Satriadi pernah menjelaskan bahwa harga sebesar Rp 8 miliar untuk robot tersebut satu paket dengan penyediaan mobil yang membawa LUF60 dan onderdilnya. "Tapi, pada kenyataannya tim ahli kami (menemukan) di Singapura itu harga Rp 4,4 miliar sudah termasuk," ujarnya.
Harga robot pemadam kebakaran yang terlalu tinggi itu pun menjadi temuan dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan. BPK menemukan bahwa robot pemadam tersebut berpotensi merugikan keuangan daerah sebesar Rp 840 juta.
Fraksi PSI secara resmi telah menanyakan proses pengembalian Rp 840 juta tersebut kembali ke kas daerah. "Katanya sedang dalam proses. Untuk itu kami meminta supaya ada transparansi, bila perlu kami minta KPK memasuki wilayah pelelangan Damkar itu karena dengan temuan BPK sebesar Rp 840 juta itu menunjukkan adanya unsur Tipikor," ujar dia.